Friday, 3 April 2015

Karena Manusia harus Memiliki Mimpi dan Rasa Syukur



Pernah aku mencoba melupakan mimpi-mimpiku, alangkah jahatnya. tapi mimpi-mimpi itu seperti tak jera kuusir dari angan-anganku, mereka justru tumbuh besar... kuat... dan semakin mengakar dalam hidupku. Setiap do'a yang kupanjatkan dalam sepinya malam... tak pernah alfa aku menyebut satu persatu mimpi-mimpiku, aku 'berdiskusi' dengan sang pengabul impian, aku bertaruh mempersembahkan hal-hal baik dalam diriku untuk kutukar dengan mimpi-mimpi yang seperti sudah menjadi anak-anak yang patut kuperjuangkan.

Ketika tabir malam terbuka, pagi datang membayang... mengajakku untuk memungut setiap makna kehidupan sepanjang siang yang kulalui dan ditutup senja merah di lapangan berdebu, Aku bersyukur untuk nafas yang masih bisa kuhirup, untuk kaki yang setiap hari kubawa melangkah, untuk tangan yang kupakai menulis, untuk lidah yang masih bisa mengecap rasa, dan berbicara, untuk telinga yang ingin selalu aku dengarkan hal-hal yang baik, untuk mata yang tak kehilangan fungsinya, untuk wajah yang selalu mengingatkanku pada dua malaikat tanpa sayap pendampingku didunia ini, untuk orang-orang baik yang melingkari hidupku, untuk hidup dan suka duka didalamnya. Terimakasih Ya Allah.




No comments:

Post a Comment

jadilah yang pertama memberi komentar :)