Tugas
Analisis Kasus, Mata Kuliah Pengantar Ilmu Sosial
Oleh : Nenden Maesaroh
1307555 Pendidikan Sosiologi UPI
Bocah Penuh Luka
Menjelang Hari Ibu
A.KRONOLOGIS KEJADIAN
Minggu (15/12/13)
Namanya
Adit ..
TAPUNGHULU- Riau
Beberapa
hari menuju Hari Ibu, kabar tak mengenakan tentang hubungan ibu dan anak,
datang dari Riau.Tapi bukan kabar baik seperti yang biasa kita harapkan.Namun
berita mengenaskan.Bocah ini mengaku bernama
Adit. Tanpa nama belakang, juga nama depan. Tak diketahui orang tua dan
keluarganya.Saat ditemukan, tubuhnya penuh luka. Tak diketahui juga apa atau
siapa yang menyebabkannya.
Bocah ini diperkirakan berusia 6 tahun.Terlihat dari penampilan dan sikapnya yang masih sangat kekanak-kanakan.Tapi karena tidak ada penunjuk pasti soal usia, orang mengira ia berusia 6/7 tahun.
Bocah ini diperkirakan berusia 6 tahun.Terlihat dari penampilan dan sikapnya yang masih sangat kekanak-kanakan.Tapi karena tidak ada penunjuk pasti soal usia, orang mengira ia berusia 6/7 tahun.
Bocah laki-laki ini ditemukan dengan badan
penuh luka dengan kondisi mengenaskan oleh tukang sayur keliling di perkebunan kelapa sawit PTPN V Tandun, Ahad (15/12).
Diduga ia dibuang di kebun sawit tersebut. Ini juga berdasarkan pengakuan Adit kepada Dahniar (42) —wanita yang mendampingi dia saat dirawat— bahwa ia disiksa dan dibuang orangtuanya.
Memang, Adit belum bisa bicara dengan jelas
akibat luka di bibir dan lidahnya yang diduga akibat digunting. Namun ia akan
berteriak histeris bila melihat jarum suntik, gunting, pisau atau peralatan
medis lainnya.
Saat dikunjungi Riau Pos (JPNN Grup) di rumah
sakit Kebun Milik PTPN V, Senin (15/12), sekujur tubuh bocah ini penuh luka
bekas sabetan, lecet-lecet, goresan benda tajam dan bekas luka bakar seperti
disetrika di bagian punggung. Mulut, bibir dan kemaluannya juga terlihat bekas
luka yang diduga akibat digunting.Adit hanya memandang dengan tatapan tajam dan
tanpa ekspresi. Saat ditanya namanya, Adit tidak merespon sama sekali, selain
hanya memandang.
Menurut Dahniar, wanita yang membawa Adit ke
kantor polisi dan berobat ke rumah sakit, saat ditemukan Adit tidak bisa diajak
berkomunikasi dengan baik oleh siapapun. Sementara soal perilaku Adit memang
seperti itu.Ia susah diajak berkomunikasi, apalagi dengan kondisi banyak orang.
Tapi menurutnya, ketika kondisi tidak begitu
ramai, sesekali bocah tersebut mau menjawab pertanyanya.
‘’Ketika sama saya dia (Adit, red) mau cerita.
Tapi ya itu, kurang jelas. Karena susah bicara, akibat luka di bibir dan
lidahnya,’’ tuturnya.
Menurut Dahniar, menurut cerita Adit kepadanya,
ia disiksa orangtuanya. ‘’Cerita Adit kepada saya, bahwa dirinya disiksa
orangtuanya.Tapi tak bisa menjelaskan orangtua laki-laki atau ibunya.Sebab Adit
berbicara terbata-bata akibat lidahnya juga terluka,’’ jelas Dahniar.
Diceritakan Dahniar, Adit ditemukan penjaja sayur yang biasa berjualan di afdeling IV komplek karyawan milik PTPN V, Ahad sore (15/12). Saat ditemukan memprihatinkan, karena luka di sekujur tubuhnya membusuk dan bernanah.Kondisinya juga lemah bahkan tidak mampu megeluarkan suara. ‘’Pas dibawa tukang sayur kemari, ia merintih sepeti menangis. Tapi tak terdengar suaranya, badannya pucat sekali,’’ cerita Dahniar.
Adit, menurut Dahniar, ditemukan sekitar pukul 17.00 WIB oleh Pangaribuan di kebun Blok S. Saat itu, seperti dikisahkan Pangaribuan ke Dahniar, ia akan membuang air kecil di tengah kebun. Namun ia merasa janggal saat melihat tubuh anak kecil tergolek di bawah pohon kelapa sawit. Saat didekati, tubuh anak yang penuh luka tersebut ternyata masih hidup.
SesekaLi dari mulutnya keluar kata-kata mamak.Karena merasa kasihan, lalu membawa anak tersebut ke kompleks perumahan tempat tinggal Dahniar. Namun di sana ternyata tidak ada yang mengenali bocah tersebut. Akhirnya setelah berembuk, diputuskan untuk membawanya ke kantor polisi.
Pertama Adit dibawa ke pos polisi Simpang TB
kemudian ke Polsek Tandun. Di sana setelah ditanya berulang-ulang, Adit mengaku
rumahnya di Ujungbatu. Akhirnya ia di bawa ke Polsek Ujungbatu. Sesampainya di
sana, Adit diberikan perawatan sementara di Puskesmas setempat. Setelah itu ditanya
lagi di mana rumahnya. Namun ia tidak ingat di mana persisnya tinggal.
Setelah Dahniar dan pihak kepolisian berembuk, diputuskan Adit untuk sementara diberikan perawatan dulu sambil menunggu proses pencarian keluarganya. Berkat uluran tangan Dahniar, Adit dirawat di Rumah Sakit Kebun milik PTPN V.
Menurut M Nur, dokter yang menangani Adit, bocah ini mengalami luka hampir di sekujur tubuhnya. Luka itu menurut analisis awal mayoritas disebabkan oleh kekerasan benda tumpul dan tajam.Luka yang cukup parah diderita Adit adalah luka robek di bibir, luka di lidah dan luka bakar di punggung belakang.Alat kelamin bocah tersebut juga mengalami luka akibat benda tajam.
‘’Kondisinya cukup parah pak, pokoknya sangat
memprihatinkan,’’ katanya.
Selain mengalami luka fisik, Adit juga mengalami trauma psikis yang luar biasa. Ini bisa dilihat saat tiba di rumah sakit ia langsung menjerit melihat alat-alat medis yang berbentuk gunting dan pisau.
Selain mengalami luka fisik, Adit juga mengalami trauma psikis yang luar biasa. Ini bisa dilihat saat tiba di rumah sakit ia langsung menjerit melihat alat-alat medis yang berbentuk gunting dan pisau.
Bahkan diceitakan M Nur, saat akan di-rontgen, Adit menjerit ketakutan. Selain itu dari pemeriksaan medis, anak malang itu mengalami dehidrasi parah karena tubuhnya kekurangan cairan dan juga mengalami gizi buruk. Hal itu dapat dilihat dari kondisi fisiknya yang kurus kering dan sangat lemah.Selain itu, bocah itu mengalami kekurangan darah yang cukup parah. Bahkan ia juga bisa disebut Anemia. Infeksi di luka-lukanya juga bernanah dan sudah berbau.
Setelah mendapat laporan, tim P2TP2A Kampar yang diketuai Hafiz Tohar melihat kondisi Adit di rumah sakit. Setelah berkoordinasi, Tim LPA merujuk Adit ke RSUD Bangkinang untuk mendapatkan perawatan intensif kemarin sore. ‘’Melihat kondisi Adit yang demikian kami berkesimpulan untuk membawanya ke Bangkinang agar mendapatkan perawatan intensif,’’ ucapnya. Di sana Adit juga akan mendapatkan pendampingan untuk memulihkan kondisi kejiwaanya.
Kapolsek Tapung Hulu AKP H Alwis Aldi yang
dikonfirmasi Riau Pos (16/12) menjelaskan, anak ini ditemukan dalam kondisi
mengenaskan.Awalnya dibawa ke Polsek Tandun.Namun karena bukan berada dalam
wilayah hukum Polsek Tandun, maka dianjurkan dibawa ke Polsek Tapung Hulu.Tapi
sampai saat ini belum ada laporan ke polisi.
‘’Namun karena anak ini ditelantarkan, maka
kita cepat berikan pertolongan,’’ ujarnya
Selasa
(17/12)
Adit Mengaku Bibir
dan Lidahnya Digunting Sang Ibu
Detik.com
mengabarkan pada hari Minggu 15/12/13 kemarin bahwa ada seorang bocah lelaki
berusia 7 tahun bernama Adit, ditemukan di perkebunan kelapa sawit, Riau.Bocah
itu ditemukan dalam keadaan yang sangat memprihatinkan.Badannya penuh luka.Tak
hanya di wajah dan di kepala, tapi di sekujur tubuhnya.Dan ketika dia kemudian
dirawat di RSUD Bangkinang, Kabupaten Kampar, diketahuilah bahwa kondisinya
membuat kita bergidik dan menaruh duka yang teramat dalam.
Bibir
bawah Adit membengak dan penuh bekas gunting. Di lidahnya ada semacam bekas
sayatan sehingga jika makan, ia mengeluh kesakitan/pedih. Tak hanya itu, ia
juga mengaku kalau kelaminnya sempat digunting.
Dan
mengenai siapa pelakunya, kita dibuat terkejut berkali-kali sehingga dada ini
terasa bergemuruh, tidak nyaman dan terganggu.Dia mengaku kalau ibunya
sendirilah yang melakukan penyiksaan itu.Kebanyakan memakai gunting.Bahkan di
kepala Adit terdapat luka yang berlubang dan ada yang bernanah.
Dari
sumber jpnn.com, pihak kepolisian sudah mengetahui pelaku kekejaman
tersebut.Adit ternyata disiksa oleh ibunya yang bernama Minah dan pamannya yang
bernama Isyam di lokasi tersebut.Adit juga menceritakan bahwa penganiayaan itu
juga dilakukan di rumah dan rutin.
Pihak
kepolisian bekerjasama dengan Polsek Tandun sudah mencari dua pelaku namun
belum ketemu.Meski belum membuahkan hasil, tapi pihak mereka terus mencari
keberadaan pelaku.Sementara itu Adit masih dirawat di RS dan masih dalam
penanganan intensif.Selain fisiknya yang memprihatinkan, mentalnya juga pasti
amat tertekan.
Rabu
(18/12/2013).
Kapolda Riau: Orang Tua Adit Akan Terus Kita Cari
Jakarta - Nasib Adit (6) bocah asal Kampar yang di tubuhnya penuh luka
mendapat perhatian serius dari Kapolda Riau Brigjen
Pol Condro Kirono. Polisi akan berusaha menemukan kedua orang tua adit.
"Kita prihatin anak kandung dianiaya hingga lidah dipotong.Orang tua adit masih dalam pencarian polisi dan akan terus kita cari," kata Condro, di UKP4, jalan Veteran, Jakarta Pusat, Rabu (18/12/2013).
Condro menjelaskan, pihak kepolisian dari Polres Kampar Riau belum menemukan ibu Adit di Ujung Batu."Awal pencarian anggota Polres Ujung Batu dengan Kepala Desa di Ujung Batu belum menemukan ibunya," jelasnya.
Adit sendiri selaku korban penganiayaan yang masih menjalani perawatan di rumah sakit belum bisa menunjukkan lokasi rumahnya.Serta masih sangat sulit untuk dimintai keterangan.
"Adit masih belum bisa menunjukkan rumahnya karena masih 6 tahun dan masih mengalami trauma.Dan kalau dimintai keterangan dia sangat ketakutan," ujarnya.
Hingga kini polisi telah melakukan olah TKP awal Adit ditemukan di perkebunan kelapa sawit di lokasi perkebunan PTP Nusantara V. Selain ibunya polisi juga mencari bapak dari Adit.
"Bapaknya juga belum ditemukan, kalau penjelasan dari sana (warga Ujung Batu) dia pengemudi angkutan tandan sawit.Antara bapak dan ibu itu yg masih kita cari, apa latar belakang dan motif orang tuanya melakukan penganiayaan terhadap anaknya seperti ini," pungkas condro.
"Kita prihatin anak kandung dianiaya hingga lidah dipotong.Orang tua adit masih dalam pencarian polisi dan akan terus kita cari," kata Condro, di UKP4, jalan Veteran, Jakarta Pusat, Rabu (18/12/2013).
Condro menjelaskan, pihak kepolisian dari Polres Kampar Riau belum menemukan ibu Adit di Ujung Batu."Awal pencarian anggota Polres Ujung Batu dengan Kepala Desa di Ujung Batu belum menemukan ibunya," jelasnya.
Adit sendiri selaku korban penganiayaan yang masih menjalani perawatan di rumah sakit belum bisa menunjukkan lokasi rumahnya.Serta masih sangat sulit untuk dimintai keterangan.
"Adit masih belum bisa menunjukkan rumahnya karena masih 6 tahun dan masih mengalami trauma.Dan kalau dimintai keterangan dia sangat ketakutan," ujarnya.
Hingga kini polisi telah melakukan olah TKP awal Adit ditemukan di perkebunan kelapa sawit di lokasi perkebunan PTP Nusantara V. Selain ibunya polisi juga mencari bapak dari Adit.
"Bapaknya juga belum ditemukan, kalau penjelasan dari sana (warga Ujung Batu) dia pengemudi angkutan tandan sawit.Antara bapak dan ibu itu yg masih kita cari, apa latar belakang dan motif orang tuanya melakukan penganiayaan terhadap anaknya seperti ini," pungkas condro.
Rabu
18/12/2013 17:37
Kondisi Bocah Adit
yang Penuh Luka di Kebun Sawit Membaik
Liputan6.com, Jakarta : Adit,
bocah berusia 6 tahun diduga dibuang orangtuanya di kebun kelapa sawit PTPN V, Desa Talang Danto, Kecamatan
Tapung Hulu, Kabupaten Kampar, Riau. Saat ditemukan warga sekitar pada Minggu
15 Desember, sekujur tubuhnya penuh luka yang diduga bekas penganiayaan.Bocah
itu terkulai lemas dibawah pohon kelapa sawit.
Oleh warga yang menemukan, Adit dibawa ke
pondok milik warga dan kemudian dibawa ke rumah sakit PTPN V Tandun oleh warga
yang iba melihatnya, Dahniar.Kondisi Adit didengar pihak PTPN V dan akhirnya
dipindah ke Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Bangkinang, Kampar, Riau untuk
mendapatkan perawatan intensif.
Kapolres Kampar AKBP Ery Apriyono menyatakan, kondisi kesehatan bocah malang berbadan kurus tersebut kini sudah mulai membaik. "Sudah agak mendingan, masalah lukanya masih dalam pengobatan.Kalau kondisi kesehatan, yang tahu persisnya ya dokter," ujar Ery Apriyono saat dihubungi Liputan6.com Rabu (18/12/2013).
Kapolres Kampar AKBP Ery Apriyono menyatakan, kondisi kesehatan bocah malang berbadan kurus tersebut kini sudah mulai membaik. "Sudah agak mendingan, masalah lukanya masih dalam pengobatan.Kalau kondisi kesehatan, yang tahu persisnya ya dokter," ujar Ery Apriyono saat dihubungi Liputan6.com Rabu (18/12/2013).
Ery menyatakan, polisi terus melakukan
penyelidikan atas kasus penemuan Adit di kebun kelapa sawit.Termasuk mengusut
dugaan penganiayaan yang dialaminya.
Polisi juga melakukan penelusuran mengenai
alamat yang sempat disebutkan Adit, bahwa dia tinggal di Jalan Rambutan, Ujung
Batu, Kabupaten Rokan Hulu dengan ibu bernama
Vina dan om atau bapak bernama Isam. Namun, dari hasil penelusuran, tidak
ditemukan alamat tersebut.
"Ngomongnya di Ujung Batu, tapi ternyata tidak ada,"
ucap Ery.Ery mengatakan, Adit kini mendapat pendampingan dari Lembaga
Perlindungan Anak Kampar.
Rabu (18/12/2013
Bupati Kampar:
Pemkab Akan Tanggulangi Biaya Perawatan Adit
Kampar - Pihak RSUD Bangkinang, Kampar diminta
memberikan pelayanan pengobatan yang maksimal untuk Adit (6) bocah korban
kekerasan. Pihak Pemkab Kampar, Riau siap membantu dana yang dibutuhkan selama
proses pengobatan.
Demikian disampaikan, Bupati Kampar, Jefry Noer kepada detikcom, Rabu (18/12/2013). Menurut Jefry, dia sudah menghubungi Dirut RSUD Kampar, agar memberikan penanganan yang maksimal kepada Adit.
"Jika memang rumah sakit kita peralatan medisnya kurang mendukung dalam upaya penyembuhan terhadap Adit, kita minta segera rujuk ke rumah sakit yang punya peralatan medis yang lebih baik lagi dari punya Pemkab Kampar.Ini perlu dilakukan agar Adit bisa segera sembuh," kata Jefry.
Jefry menyebutkan, kendati bocah malang itu disebut-sebut berasal dari Kabupaten Rokan Hulu, pihaknya tetap akan membantu memberikan biaya untuk Adit.
"Atas nama pemerintah Kabupaten Kampar, kita akan carikan dana untuk penanganan Adit ini. Mungkin kita juga bisa share dari dana penanggulangan tanggap darurat, karena memang anak itu butuh penanganan khusus. Mana lagi tak jelas siapa orang tuanya.Secara pribadi juga saya akan membantunya," kata Jefry.
Dia juga meminta Polres Kampar untuk segera mengusut siapa pelaku dari kekejaman tersebut.
"Kita minta agar pihak aparat bisa segera menangkap pelakunya," katanya.
"Binatang saja sayang dengan anaknya.Ini kok ada manusia menganiaya secara kejam dengan darah dagingnya sendiri," kata Jefry.
Demikian disampaikan, Bupati Kampar, Jefry Noer kepada detikcom, Rabu (18/12/2013). Menurut Jefry, dia sudah menghubungi Dirut RSUD Kampar, agar memberikan penanganan yang maksimal kepada Adit.
"Jika memang rumah sakit kita peralatan medisnya kurang mendukung dalam upaya penyembuhan terhadap Adit, kita minta segera rujuk ke rumah sakit yang punya peralatan medis yang lebih baik lagi dari punya Pemkab Kampar.Ini perlu dilakukan agar Adit bisa segera sembuh," kata Jefry.
Jefry menyebutkan, kendati bocah malang itu disebut-sebut berasal dari Kabupaten Rokan Hulu, pihaknya tetap akan membantu memberikan biaya untuk Adit.
"Atas nama pemerintah Kabupaten Kampar, kita akan carikan dana untuk penanganan Adit ini. Mungkin kita juga bisa share dari dana penanggulangan tanggap darurat, karena memang anak itu butuh penanganan khusus. Mana lagi tak jelas siapa orang tuanya.Secara pribadi juga saya akan membantunya," kata Jefry.
Dia juga meminta Polres Kampar untuk segera mengusut siapa pelaku dari kekejaman tersebut.
"Kita minta agar pihak aparat bisa segera menangkap pelakunya," katanya.
"Binatang saja sayang dengan anaknya.Ini kok ada manusia menganiaya secara kejam dengan darah dagingnya sendiri," kata Jefry.
Kamis,
19/12/2013 05:39 WIB
Adit Kini Ditangani
Dokter Spesialis Anak dan Psikolog
Pekanbaru - Kondisi Adit (6) secara umum terus menunjukan perubahan ke arah
yang lebih baik.Kini, Adit mendapat pendampingan langsung dari dokter spesialis
anak dan psikolog.
Demikian disampaikan Dirut RSUD Bangkinang, Kampar, dr Wira Dharma kepada detikcom, Kamis (19/12/2013).
"Adit mengalami traumatik mendalam dan butuh diagnosa darahnya masih akan diteliti kembali oleh dokter spesialis anak," kata dr Wira.
Menurut dr Wira, pihaknya khawatir jika Adit mengalami infeksi bagian dalam karena luka di bagian kepalanya yang sampai bernanah.
"Jadi memang perlu cek darahnya untuk meneliti apakah juga mengalami infeksi," katanya.
Pihak tim medis belum bisa memastikan kapan kondisi fisik Adit bisa dipulihkan.
"Kita tidak bisa memprediksi waktunya.Karena Adit butuh penanganan pengobatan fisik dan mentalnya.Karena dia mengalami traumatik," kata dr wira.
Demikian disampaikan Dirut RSUD Bangkinang, Kampar, dr Wira Dharma kepada detikcom, Kamis (19/12/2013).
"Adit mengalami traumatik mendalam dan butuh diagnosa darahnya masih akan diteliti kembali oleh dokter spesialis anak," kata dr Wira.
Menurut dr Wira, pihaknya khawatir jika Adit mengalami infeksi bagian dalam karena luka di bagian kepalanya yang sampai bernanah.
"Jadi memang perlu cek darahnya untuk meneliti apakah juga mengalami infeksi," katanya.
Pihak tim medis belum bisa memastikan kapan kondisi fisik Adit bisa dipulihkan.
"Kita tidak bisa memprediksi waktunya.Karena Adit butuh penanganan pengobatan fisik dan mentalnya.Karena dia mengalami traumatik," kata dr wira.
Kamis,
19/12/2013 05:39
Deras
Bantuan untuk Bocah Adit Penuh Luka, Tabungan Pun Dibuka
Liputan6.com, Riau :
Alhamdulillah, bantuan untuk Adit, bocah malang
berusia 6 tahun yang ditelantarkan orang tuanya di Kabupaten Kampar Riau
mengalir deras dari banyak orang. Kondisinya yang cukup memprihatinkan, karena
mengalami sejumlah luka pada tubuh akibat penganiayaan, membuat banyak orang
iba padanya.
"Kami akhirnya memutuskan membuka rekening
bank untuk pihak yang ingin memberi bantuan
untuk Adit," kata Sekretaris Lembaga Perlindungan Anak (LPA) Kabupaten
Kampar, Khairul Azmi di Pekan baru, Rabu 18
Desember 2013.
Khairul mengatakan, sejak hari pertama Adit
dirawat di RSUD Bangkinang sudah ada bantuan
sukarela yang mengalir langsung untuk biaya pengobatan.Bahkan seorang anggota
DPRD setempat telah menanggung pengobatan, agar Adit mendapat kamar perawatan
yang lebih baik dari sebelumnya.
Terlebih lagi, lanjutnya, setelah media massa mulai memberitakan nasib Adit. Semakin banyak
pihak dari luar daerah seperti Jakarta, yang menghubungi LPA untuk menyalurkan
donasi.
"Kita sudah berkoordinasi dengan pimpinan
dan lembaga yang ada di atas kami lagi.Hasilnya, kami diperbolehkan untuk
membuka rekening untuk sumbangan masyarakat buat Adit," ucap Khairul.
Proses pembukaan rekening bank untuk Adit,
sambungnya, masih berlangsung dan secepatnya akan dipublikasikan.
"Kami
berharap donasi bisa disalurkan lewat satu pintu agar
pertanggungjawaban kepada publik bisa terjamin transparansinya," ujarnya.
B.KOMENTAR
1) Tinjauan
kasus Adit menurut psikologi sosial
*Artikel Pendukung
Kasus Bocah Adit:
Disiksa Ibu, Anak Bisa Tumbuh Jadi Sosok Kejam
Seorang bocah laki-laki, Adit (6) ditemukan di
kebun sawit, Riau, Minggu (15/12) lalu. Menurut keterangannya ia mengalami
kekerasan fisik, dia dibuang oleh ibu dan pamannya. Banyak bekas luka di tubuh
dan wajahnya, seperti luka sayat di mulut dan lidah. Alat kelaminnya juga ada bekas luka yang menurutnya digunting oleh sang
ibu.
Menurut seorang psikologi anak Vera Itabiliana, Psi apabila seorang anak mengalami kekerasan fisik dari orang tua atau orang terdekatnya biasanya mental anak tersebut akan terganggu karena trauma yang dia alami. Hal tersebut bisa terjadi karena ia tidak merasa aman, ia takut semua orang akan melakukan hal yang sama pada dirinya.
"Efek yang akan timbul pada anak tersebut mungkin ada anak yang menjadi negatif dan ada yang sulit menjalin relasi dengan individu lain dan ada pula yang timbul rasa benci yang luar biasa terhadap dirinya sendiri dan orang lain," tutur Vera saat dihubungi detikhealth, dan ditulis pada Rabu (18/12/2013).
Vera menambahkan dalam jangka waktu yang panjang anak yang mengalami kekerasan fisik dari orang tuanya atau orang terdekatnya, bisa menjadi sosok yang kejam, tertekan, tidak percaya diri, dan merasa tidak disayang. Hal ini karena ia merasa tidak aman dan merasa orang-orang akan melakukan hal yang sama seperti apa yang ibunya lakukan, karena ia pernah mengalami pengalaman yang traumatis.
"Untuk menyembuhkan anak yang pernah mengalami kekerasan fisik, hal pertama yang harus dilakukan adalah menyembuhkan luka fisiknya.Selain itu setelah luka fisknya sembuh anak tersebut harus menyembuhkan traumanya dengan melakukan terapi.Terapinya tergantung seperti apa dia mengalami kekerasan, misalnya melakukan konsultasi dengan ahli psikologi anak," tutur Vera.
Waktu yang dibutuhkan untuk menyembuhkan trauma untuk setiap anak berbeda-beda, tergantung dari kesiapan mental anak tersebut.Apabila anak tersebut memiliki mental yang kuat, butuh waktu beberapa bulan untuk menyembuhkannya.Yang paling penting orang di sekelilingnya harus memberi dukungan.
Selain itu bisa juga dengan menyekolahkan anak yang mengalami kekerasan fisik itu di tempat yang mendukung dan bisa membuatnya merasa aman dengan lingkungannya.Selain itu penting untuk mengajarkan dia bersosialisasi agar dapat menyembuhkan traumanya. Yang paling penting adalah memberikan pemahaman bahwa tidak semua orang akan berlaku sama seperti ibunya.
"Terangkan bahwa orang-orang di sekitar juga menyayanginya dan tidak akan menyakitinya lagi," sambung Vera.
Apabila orang-orang di sekelilingnya dapat membantunya dan terus memberikan pemahaman kepada anak tersebut, maka bukan tidak mungkin anak itu bisa kembali seperti anak normal pada umumnya.
Menurut seorang psikologi anak Vera Itabiliana, Psi apabila seorang anak mengalami kekerasan fisik dari orang tua atau orang terdekatnya biasanya mental anak tersebut akan terganggu karena trauma yang dia alami. Hal tersebut bisa terjadi karena ia tidak merasa aman, ia takut semua orang akan melakukan hal yang sama pada dirinya.
"Efek yang akan timbul pada anak tersebut mungkin ada anak yang menjadi negatif dan ada yang sulit menjalin relasi dengan individu lain dan ada pula yang timbul rasa benci yang luar biasa terhadap dirinya sendiri dan orang lain," tutur Vera saat dihubungi detikhealth, dan ditulis pada Rabu (18/12/2013).
Vera menambahkan dalam jangka waktu yang panjang anak yang mengalami kekerasan fisik dari orang tuanya atau orang terdekatnya, bisa menjadi sosok yang kejam, tertekan, tidak percaya diri, dan merasa tidak disayang. Hal ini karena ia merasa tidak aman dan merasa orang-orang akan melakukan hal yang sama seperti apa yang ibunya lakukan, karena ia pernah mengalami pengalaman yang traumatis.
"Untuk menyembuhkan anak yang pernah mengalami kekerasan fisik, hal pertama yang harus dilakukan adalah menyembuhkan luka fisiknya.Selain itu setelah luka fisknya sembuh anak tersebut harus menyembuhkan traumanya dengan melakukan terapi.Terapinya tergantung seperti apa dia mengalami kekerasan, misalnya melakukan konsultasi dengan ahli psikologi anak," tutur Vera.
Waktu yang dibutuhkan untuk menyembuhkan trauma untuk setiap anak berbeda-beda, tergantung dari kesiapan mental anak tersebut.Apabila anak tersebut memiliki mental yang kuat, butuh waktu beberapa bulan untuk menyembuhkannya.Yang paling penting orang di sekelilingnya harus memberi dukungan.
Selain itu bisa juga dengan menyekolahkan anak yang mengalami kekerasan fisik itu di tempat yang mendukung dan bisa membuatnya merasa aman dengan lingkungannya.Selain itu penting untuk mengajarkan dia bersosialisasi agar dapat menyembuhkan traumanya. Yang paling penting adalah memberikan pemahaman bahwa tidak semua orang akan berlaku sama seperti ibunya.
"Terangkan bahwa orang-orang di sekitar juga menyayanginya dan tidak akan menyakitinya lagi," sambung Vera.
Apabila orang-orang di sekelilingnya dapat membantunya dan terus memberikan pemahaman kepada anak tersebut, maka bukan tidak mungkin anak itu bisa kembali seperti anak normal pada umumnya.
***
Psikologis Adit
Kekerasan
yang dialami oleh Adit menurut tinjauan ilmu psikologi sosial akan
mengakibatkan hal-hal sebagai berikut :
*Traumayaitu berasal
dari bahasa Yunani yang berarti luka. Kata tersebut kini digunakan untuk
menggambarkan situasi akibat suatu kejadian yang dialami seseorang.Dalam
psikologi, trauma berarti benturan atau suatu kejadian – biasanya negatif –
yang dialami seseorang dan membekas, disebut post-traumatic disorder
(PTSD).
Berdasarkan dampak yang ditimbulkannya, trauma
dikategorikan menjadi dua, yaitu trauma fisik dan psikologis.
1.Trauma fisik adalah trauma yang mengakibatkan
luka fisik, misalnya kecelakaan, pukulan, dan lain-lain.
2.Trauma psikologis disebabkan oleh kejadian
yang melukai batin, misalnya sering dibanding-bandingkan, sering dicaci maki
dan dilabeli, perceraian, kekerasan seksual, dan lain-lain. Meskipun keduanya
memiliki potensi dampak yang sama, namun trauma psikologis sangat berdampak
buruk dan membekas.
Penyebab trauma bisa bermacam-macam bentuknya,
mulai dari kekerasan, kehilangan atau perpisahan, eksploitasi, dan sebagainya.
Namun trauma yang kerap berdampak negatif
bagi masa depan seseorang – menjadi penghalang kesuksesan – adalah trauma
yang disebabkan oleh kejadian yang sangat memukul dalam lingkungan keluarga
seperti perceraian, kematian, atau kekerasan
dalam rumah tangga, apalagi jika berlangsung terus menerus dalam waktu lama.
Bahkan – berdasarkan penelitian – trauma dapat
berdampak buruk pada perkembangan otak anak, yang pada gilirannya akan
meningkatkan ‘arousal’ atau kewaspadaan yang berlebihan, agresi,
hiperaktifitas, impulsifitas, dan sulit berkonsentrasi. Semua itu akan
berdampak buruk terhadap pencapaian keterampilan, prestasi akademik, integrasi
sosial, pemecahan masalah dan kesehatan mental umumnya – dan akan menjadi
penghalang langkah seorang anak menuju masa depan yang baik.
Trauma pada anak sangat perlu diwaspadai,
karena seorang anak memiliki tiga sifat yang dominan, yaitu:
- Sifat tape recorder; anak bisa merekam apapun yang ia
dapatkan
- Sifat reseptif; anak dengan mudah dapat menerima apapun
yang dia dengar ataupun lihat
- Sifat meniru; anak cenderung mengikuti tindakan atau
kebiasaan yang sudah ia terima sebagai suatu kewajaran.
Seorang anak yang dibesarkan dengan pola asuh
keras dan sering menerima pukulan atau kekerasan lainnya, besar kemungkinan ia
akan meniru tindakan tersebut atau mengangaap bahwa segala sesuatu dapat
diselesaikan dengan kekerasan.
Secara umum gejala trauma pada anak dapat
dikenali dari perubahan tingkah lakunya, misalnya tiba-tiba menjadi pendiam,
murung, tidak berdaya dan mudah takut. Sementara secara fisik misalnya sering
mengeluh pusing, muntah-muntah, sakit perut dan nafsu makan menurun. Gejala
lain bisa berbentuk anak tiba-tiba jadi mudah menangis tanpa sebab, tidak bisa
tidur atau tidur dengan gelisah, tidak mau ditinggal barang sekejap pun, over
sensitive terhadap suara keras, tidak mau mendengar atau melihat
sesuatu yang berkaitan dengan trauma, dan lain-lain. Karena trauma pada anak
tidak selalu mudah dikenali, perlu dijaga suatu komunikasi
yang baik dan mendalam antara anak dengan orang tua.Hal ini
dimaksudkan agar anak tidak merasa enggan atau takut
untuk berbagi pengalaman buruk dengan orang tuanya.Anak-anak juga harus
dijauhkan dari situasi yang terlalu menakutkan baginya.Jika anak mengalami
trauma berat, segera berikan terapi khusus.
Meskipun trauma bisa terjadi pada semua orang
tanpa mengenal usia dan jenis kelamin, namun besar kecilnya dampak sangat
tergantung pada faktor internal seseorang, terutama mengenai sesuatu yang dia
anggap penting dan kekuatan mentalnya. Pada orang yang mentalnya kurang kuat,
trauma bisa menetap hingga ewasa dan menghalangi langkahnya. Misalnya pemberian
label negatif pada seorang anak akan menumbuhkan konsep dan citra diri negatif
dalam dirinya secara tidak sadar. Dengan trauma semacam ini, mudah ditebak akan
menjadi orang dewasa seperti apa dia kelak kemudian hari. Dia mungkin menjadi
seseorang yang peragu, tidak bisa mengambil keputusan, tidak percaya diri,
minder, serba takut, dan sebagainya.
Tidak selamanya orang yang mengalami peristiwa
negatif akan mengalami trauma, tergantung pada dukunganlingkungan sosial di mana ia berada. Seorang anak dengan orang tua yang
bercerai dapat tumbuh dan eksis dengan baik jika orang tuanya tetap dapat
menjalankan tugasnya dengan baik, dan lingkungan lain (keluarga besar,
masyarakat sekitar, guru) bisa menerima bahkan mendukungnya. Dan perjalanan
hidupnya pun tidak terhambat.
Memang bukan hal mudah untuk mengatasi
trauma.Semua tinggal tergantung pada individunya, apakah memilih untuk jalan
terus dan sampai pada fase-fase berikutnya, ataukah memilih untuk menyerah dan
berhenti berjalan.Bila memutuskan untuk terus berjalan, maka harus ada tekad
untuk mengatasi trauma itu. Baik dengan cara sendiri, melibatkan orang lain,
ataupun melalui terapi khusus dengan bantuan ahli. Untuk mempermudah, harus
memiliki keberanian untuk terbuka dan berbagi dengan orang terdekat serta
terbuka untuk menerima informasi dari luar. Support kelompok dalam banyak kasus
juga sangat membantu pemuliha diri. Jika suatu pengalaman sangat traumatis
hingga mempengaruhi kondisi kejiwaan dengan cukup parah, jangan ragu untuk
meminta bantuan ahli. Masa depan tidak dapat ditukar dengan apapun.
*** Psikologis Ibu Aminah ( Orang tua Adit )
Apa yang bisa kita analisa dari kasus ini
menurut ilmu psikologi sosial selain
keadaan psikologi korban (Adit) kita juga bisa menganalisa sisi psikologi
pelaku yang sementara ini diduga adalah ibunya sendiri. Dalam Psikologi ada
beberapa teori yang bisa menjelaskan keadaan jiwa seseorang yang mungkin
melakukan hal sekejam ini diantaranya
yaitu teori Depresi/Frustasi . dengan salah
satu jenisnya yaitu :
Pemindahan (Displacement)yaitu dimana emosi-emosi yang terjadi pada dirinya
DILAMPIASKAN kepada objek-objek atau orang lain. Contoh :
Seoranganak yang habis dimarahi ibunya. Karena kesal, ia lalu memukul adiknya
atau menendang kucingnya.
Nah kemungkinan (dugaan sementara) apa yang
terjadi pada ibu minah apabila ditinjau dari psikologi social adalah frustasi
jenis pemindahan/displacement ini.analisis sementara pelaku mengalami ganggun
psikologis akibat masalah tertentu yang mungkin sedang menimpanya kemudian
emosi negative itu dilampiaskan pada anaknya sendiri dengan melakukan
kekerasan.
2) Argumentasi
Pribadi
Saya
sangat miris dan geram mendengar kasus Adit ini, apalagi kekerasan yang terjadi
padanya tidak lain dilakukan oleh ibunya sendiri. idealnya seorang ibu itu
seharusnya melindungi dan memberikan kasih sayang pada anaknya akan tetapi apa
yang dilakukan ibu Minah (orang tua Adit)
justru tidak mencerminkan perilaku seorang ibu betapa tidak ia
dengan teganya menggunting
bibir, lidah dan kemaluan anaknya
sendiri selain itu sekujur tubuh bocah
ini juga penuh luka bekas sabetan, lecet-lecet,
goresan benda tajam dan bekas luka bakar seperti disetrika di bagian punggung.
Tidak hanya itu dalam keadaan sekujur badan penuh luka Adit dibuang ditempat
yang jauh dari keluarganya.
Sampai
saat ini (19 Desember 2013) kita memang belum tahu apa motif pelaku (ibu Aminah)
melakukan kekerasan pada Adit anaknya sendiri, namun apapun alasan yang
melatarbelakangi terjadinya kekerasan pada anak oleh ibunya sendiri tetap tidak
dapat diterima oleh akal sehat dan
nurani bagi siapun yang mengetahui dan mendengar kasus seperti ini.
Yang terlintas dibenak saya saat mendengar kasus
ini adalah Ibu macam apa yang tega
menganiaya anaknya sendiri dengan begitu
kejam dan tidak manusiawi menggunting bibir dan lidah anaknya serta membuat
sekujur tubuh anaknya terluka? Menurut asumsi saya Seorang ibu atau orang yang normal (sehat
psikologisnya) pasti tidak mungkin melakukan hal yang demikian kejamnya, hanya
orang yang terganggu jiwanya (psikologisnya) karena depresi /frustasi yang
berat akibat masalah yang dihadapinya yang berpotensi melakukan hal yang demikian
kejamnya.
3) Antisipasi
kasus
Di Indonesia Kasus kekerasan yang menimpa
anak-anak yang dilakukan oleh orang tua/kerabatnya sendiri sudah bukan hal yang
asing lagi, kasus seperti ini seperti tak pernah berhenti meghiasi pemberitaan
di layar kaca atau media informasi lainnya.
Orang
tua yang temperamen menjadi salah satu penyebab maraknya kasus ini, dan motif
lain seperti masalah internal didalam
rumah tangga antara suami istri yang tidak dapat diselesaikan dengan baik menjadikan
anak-anak sebagai pelampiasan emosi.
Untuk
mengantisipasi kasus seperti ini agar
tidak terulang kembali bisa dengan cara sebagai berikut :
·
Perkuat kontrol diri dengan selalu mendekatkan
diri kepada Allah SWT serta menanamkan dalam diri pemahaman bahwa seorang anak
itu adalah titipanNya sekaligus Anugerah dan amanah yang harus kita
jaga baik-baik.
·
Kekerasan
pada anak biasanya terjadi dalam lingkup keluarga dan biasanya dipicu
oleh permasalahan rumah tangga, alangkah bijaknya bila suami-istri yang sedang
terlibat pertengkaran atau memiliki masalah tidak menjadikan anak sebagai objek
pelampiasan emosi. Sebaiknya masalah diselesaikan dengan secara baik-baik,apabila tidak dapat
diselesaikan oleh suami dan istri maka
kita bisa melibatkan orang lain yang dianggap mampu menengahi dan mencari
solusi untuk masalah tersebut.
·
Bila kekerasan pada anak dipicu oleh kenakalan
anak itu sendiri kita sebagai orang tua sejak awal bertanggungjawab atas anak
itu, kita lah yang dapat menjadikan anak kita sebagai anugerah atau justru
fitnah besar dalam hidup, maka solusinya adalah
sabar dan jadilah contoh yang baik untuk anak.
·
Kita sebagai anggota dalam masyarakat harus
bisa peka terhadap keadaan lingkungan
sekitar, kita patut curiga apabila ada anak yang padabagian tubuhnya atau wajahnya selalu
tampak memar dan perilakunya selalu murung dan ketakutan.
C.KESIMPULAN
DAN SARAN
*Kesimpulan
Apapun
alasan yang melatarbelakangi terjadinya kekerasan pada anak adalah tidak dapat dibenarkan, apalagi bila
pelakunya tidak lain adalah orang tua ataupun orang terdekat seperti keluarga
atau kerabat . Seorang anak adalah
titipan dariNya dan setiap orangtua akan dimintai pertanggungjawaban atas
anaknya, Kontrol diri dan keteguhan iman
serta spiritual yang bagus akan menjadikan seseorang sehat jasmani dan
rohaninya (fisik & psikologi) sehingga ia akan mampu
mengatasi kesulitan hidup yang semakin kompleks.
*Saran
Saran
saya penanganan pada Adit harus serius baik pengobatan fisik maupun psikisnya
jangan sampai ia mengalami trauma yang berkepanjangan sehingga mengancam masa depannya dan pihak yang berwajib
diharapkan bisa sesegera mungkin menangkap pelaku yang diduga tidak lain adalah
ibu dan pamannya serta memproses kasus ini seadil-adilnya.
No comments:
Post a Comment
jadilah yang pertama memberi komentar :)