Tuesday, 25 November 2014

Oppa, Go to hell

Coming soon
This is part of short story  “Oppa, Go to Hell”

Kamu adalah seseorang paling menyebalkan, orang yang katanya sudah dewasa tapi tak lebih seperti anak SMA di mataku! Jika kamu tak bisa menepati jangan pernah menjanjikan sesuatu, Aku hanya perempuan 19 tahun yang ingin menunjukan bahwa Aku juga bisa menjadi seorang yang dewasa, ah tapi kamu malah bertingkah sebaliknya, sekali lagi tak lebih seperti anak SMA! Menghancurkan semua yang sudah akan ku impikan bersamamu, sial! Aku juga melibatkan keluargaku dalam hal menjijikan ini, penghianatan ini. Sudah pergilah dengan tingkah kekanak-kanakanmu itu, siapa pula yang ingin menjadi istri dari laki-laki egois yang kekanak-kanakan, tak bisa menikmati makanan dengan baik, dan berbicara pada mereka seolah-olah bahwa kamu adalah korban dalam hubungan ini, jujur Aku muak dan bagus kamu sekarang dengan sendirinya meninggalkan Aku karena kini Aku dapat berfikir jernih dan menilaimu tanpa basa-basi, kamu… bocah SMA  yang bersembunyi dibalik angka 26 tahun,
Aku tahu apa yang kau fikirkan, bagimu Aku adalah perempuan yang membosankan dengan sedikit kata yang keluar dari mulutku, tak banyak yang ku bicarakan padamu, namun yang harus kau tahu juga bahwa inilah Aku yang tak seperti perempuan kebanyakan, Aku lebih senang mendengarkan mereka yang berbicara padaku tanpa menuntutku untuk berbagi kata dengan mereka, jika Aku mau Aku bisa cerewet membicarakan hal yang tak penting seperti perempuan pada umumnya, bergosip, membicarakan fesyen, mengomentari hidup orang lain, menertawakan hal yang sebenarnya tak ada lucu-lucunya atau apapun yang hal bagiku tak menyenangkan untuk dibicarakan. Dan termasuk segala sesuatu tentangku, kau tak harus tahu masa lalu ku untuk mengerti Aku,cukup lihat Aku yang sekarang, berapa kali Aku bilang bahwa masa lalu ku biasa saja tapi kau memaksaku untuk bercerita, ah dasar egois. Satu hal yang ku suka darimu adalah kepergianmu. Kau mengambil langkah yang tepat, meninggalkan perempuan yang membosankan ini, tapi fikiranmu itu terlalu cepat menyimpulkan Aku orang seperti apa, waktu yang kita lewati di hari lalu kamu tak belajar banyak tentangku, kamu (masih) tak tahu Aku, kita tak akan pernah saling mengenal karena dari awal Aku tak ingin mengenal orang sepertimu, situasi yang memaksaku, dan itu menguntungkanku karena kehadiranmu saat itu melepaskan Aku dari jerat laki-laki lain yang tak mungkin mau melepaskan Aku bila Aku tak menciptakan kondisi seperti kemarin. Big thanks.

Dalam pelarianku aku hampir menemukan cinta
Tapi ia menghancurkan segalanya,
Pergi begitu saja,
Bedalih dengan alasan yang KONYOL
Aku benci kepergian, perpisahan
Tanpa kata maaf atau terimakasih
Kau fikir Aku ini apa?
Bahkan aku ragu kalau kau adalah manusia
Ah.. malaikat tak bersayap?
Setan tak bertanduk baru benar
Sekerat daging yang kau sebut hati
Mungkin tak pernah kau gunakan
Buang saja, Oppa.




No comments:

Post a Comment

jadilah yang pertama memberi komentar :)