Coming
soon
This
is part of short story “Oppa, Go to Hell”
Kamu
adalah seseorang paling menyebalkan, orang yang katanya sudah dewasa tapi tak
lebih seperti anak SMA di mataku! Jika kamu tak bisa menepati jangan pernah
menjanjikan sesuatu, Aku hanya perempuan 19 tahun yang ingin menunjukan bahwa
Aku juga bisa menjadi seorang yang dewasa, ah tapi kamu malah bertingkah
sebaliknya, sekali lagi tak lebih seperti anak SMA! Menghancurkan semua yang
sudah akan ku impikan bersamamu, sial! Aku juga melibatkan keluargaku dalam hal
menjijikan ini, penghianatan ini. Sudah pergilah dengan tingkah
kekanak-kanakanmu itu, siapa pula yang ingin menjadi istri dari laki-laki egois
yang kekanak-kanakan, tak bisa menikmati makanan dengan baik, dan berbicara
pada mereka seolah-olah bahwa kamu adalah korban dalam hubungan ini, jujur Aku
muak dan bagus kamu sekarang dengan sendirinya meninggalkan Aku karena kini Aku
dapat berfikir jernih dan menilaimu tanpa basa-basi, kamu… bocah SMA yang bersembunyi dibalik angka 26 tahun,
Aku
tahu apa yang kau fikirkan, bagimu Aku adalah perempuan yang membosankan dengan
sedikit kata yang keluar dari mulutku, tak banyak yang ku bicarakan padamu,
namun yang harus kau tahu juga bahwa inilah Aku yang tak seperti perempuan kebanyakan,
Aku lebih senang mendengarkan mereka yang berbicara padaku tanpa menuntutku
untuk berbagi kata dengan mereka, jika Aku mau Aku bisa cerewet membicarakan
hal yang tak penting seperti perempuan pada umumnya, bergosip, membicarakan
fesyen, mengomentari hidup orang lain, menertawakan hal yang sebenarnya tak ada
lucu-lucunya atau apapun yang hal bagiku tak menyenangkan untuk dibicarakan.
Dan termasuk segala sesuatu tentangku, kau tak harus tahu masa lalu ku untuk
mengerti Aku,cukup lihat Aku yang sekarang, berapa kali Aku bilang bahwa masa
lalu ku biasa saja tapi kau memaksaku untuk bercerita, ah dasar egois. Satu hal
yang ku suka darimu adalah kepergianmu. Kau mengambil langkah yang tepat,
meninggalkan perempuan yang membosankan ini, tapi fikiranmu itu terlalu cepat
menyimpulkan Aku orang seperti apa, waktu yang kita lewati di hari lalu kamu
tak belajar banyak tentangku, kamu (masih) tak tahu Aku, kita tak akan pernah
saling mengenal karena dari awal Aku tak ingin mengenal orang sepertimu,
situasi yang memaksaku, dan itu menguntungkanku karena kehadiranmu saat itu
melepaskan Aku dari jerat laki-laki lain yang tak mungkin mau melepaskan Aku
bila Aku tak menciptakan kondisi seperti kemarin. Big thanks.
Dalam
pelarianku aku hampir menemukan cinta
Tapi
ia menghancurkan segalanya,
Pergi
begitu saja,
Bedalih
dengan alasan yang KONYOL
Aku
benci kepergian, perpisahan
Tanpa
kata maaf atau terimakasih
Kau
fikir Aku ini apa?
Bahkan
aku ragu kalau kau adalah manusia
Ah..
malaikat tak bersayap?
Setan
tak bertanduk baru benar
Sekerat
daging yang kau sebut hati
Mungkin
tak pernah kau gunakan
Buang
saja, Oppa.
No comments:
Post a Comment
jadilah yang pertama memberi komentar :)