Wednesday, 26 August 2015

Laga Bakti Srikandi

Srikandi



kau tahu,
tak enak sekali menjadi aku
ada sabda paduka raja yang aku lari darinya
ada tugas negara yang aku enggan melaksanakannya
kian hari kian bosan aku bahkan dengan hidupku sendiri
aku ingin lari, telanjang kaki
merasakan pasir pantai diantara jemari kakiku
aku ingin berteriak, mengalahkan deru suara ombak
hingga esok hari kudapati suaraku hilang
untuk sesaat bercumbu mesra dengan sepi dan hening 
diantara senja yang menarik bola api raksasa ke peraduannya
di ufuk barat...
bawa aku senja, pintaku
namun tak digubrisnya
kecewa ku karena gurat merah merona pipi sang senja hilang
digulung pekat malam yang polos
tak ada bulan atau bintang
mereka enggan bertemu denganku
karena aku lari dari paduka raja dan tugas negara
untuk sesaat angin malam berbisik ditelingaku,
pergilah...
selesaikan semuanya
medan perang hampir bosan menantimu 
jika harus mati
matilah disana
mati dalam keberanian.





Tuesday, 25 August 2015

Bertanya Kembali

konsisten adalah kuncinya.


Konsisten. Satu kata yang sampai saat ini pun masih menjadi 'hutang' saya pada diri saya sendiri. Bukan sekali-dua kali saya menekankan sikap ini untuk saya biasakan terutama dalam hal menulis. Banyak kalimat yang saya pakai untuk memotivasi diri saya sendiri demi mengarah pada sikap konsisten ini. Tapi hasilnya, karena terlena dengan suasana rumah dan kata liburan yang baru saja saya cicipi setelah berkutat dengan masa perkuliahan semester padat yang benar-benar menguras pikiran maka saya hanyut dalam suasana liburan dan memilih menutup mata dan telinga pada segala kegiatan yang menuntut untuk berfikir dan berburu ide.

Kegiatan menulis seharusnya menjadi kegiatan yang menyenangkan bagi seorang penulis, kenapa ia senang? karena menulis adalah kecintaannya. Bukankah dengan mencintai sesuatu akan membuat seseorang dengan senang hati melakukan apapun, memberikan apapun.

Kini saatnya saya harus kembali bertanya, benarkah saya ingin menjadi seorang penulis? 
setelah saya renungkan dan memaknai banyak hal mengenai dunia kepenulisan, saya sadar bahwa menulis tidak semudah yang saya pikirkan, ada pengorbanan dan keikhlasan serta kesabaran yang harus saya miliki untuk menjadi seorang penulis.


membaca dan menulis adalah pasangan abadi.


Ada waktu yang harus saya investasikan untuk membaca agar produktivitas ide tulisan saya tidak berhenti.

Ada keikhlasan dan kesabaran yang harus saya pelajari lebih dalam sebagai senjata ketika saya disini tengah berperang dengan diri saya sendiri untuk mau jatuh bangun menggapai mimpi menjadi seorang penulis.

Ada kerisauan dalam hati yang harus saya tenangkan ketika ia kadang kalut dengan masa depan yang tidak pasti, meyakinkannya bahwa ketidakpastian adalah tantangan yang mungkin untuk ditaklukkan bukan rintangan yang harus ditakuti.

Ada do'a yang senantiasa menjadi anak tangga yang tersusun sampai ke langit, menyampaikan mimpi-mimpi saya untuk meminta ridhoNya.