Monday, 13 April 2015

Bahagia itu Ada di Sepertiga Malam





"Ia bahagia sebab dalam keheningan malam, ia bisa bersujud
memuji kebesaran Sang Ilahi.
Ia bahagia sebab dalam malam yang syahdu, ia bisa terus
melantunkan rasa syukur tiada henti pada Yang Maha Pemberi
Rezeki.
Ia bahagia sebab dalam malam yang khusyu itu, dengan suka cita
ia bisa menghamparkan doa-doa dan harapannya kepada Sang
Ilahi."

Wednesday, 8 April 2015

"Pulang"





karena hidup tak selamanya menawarkan kebahagiaan
karena dunia bukanlah tempat untuk bersenang-senang
sadar diri suatu hari aku akan pulang
bertemu Dia, iya Dia
entah kenapa seringkali aku merasa bosan
mungkin karena aku tak tahu cara menikmati dunia
hei, sekali lagi dunia bukan tempat untuk bersenang-senang
yang bisa aku nikmati di dunia ini adalah mengingatNya dalam ramai dan sepi, menikmati semilir angin yang menjatuhkan daun dari rantingnya, serta bunyi gemericik air
hal lain yang lebih manusiawi adalah makanan, keluarga, menulis, ikatan persaudaraan sesama manusia dan majelis ilmuNya 
namun semua itu terkadang tak bisa mengalahkan perasaanku yang satu ini
aku lebih ingin cepat pulang
iya pulang
tapi aku tak berani pulang sebelum titik-titik hitam dalam hidupku dapat ku ganti dengan kebaikan
satu hal yang pasti selalu kusebut, aku ingin pulang di hari paling baik dan dalam keadaan baik
apa ini?
aku menulis tentang "pulang" lagi.

-_-


Friday, 3 April 2015

Karena Manusia harus Memiliki Mimpi dan Rasa Syukur



Pernah aku mencoba melupakan mimpi-mimpiku, alangkah jahatnya. tapi mimpi-mimpi itu seperti tak jera kuusir dari angan-anganku, mereka justru tumbuh besar... kuat... dan semakin mengakar dalam hidupku. Setiap do'a yang kupanjatkan dalam sepinya malam... tak pernah alfa aku menyebut satu persatu mimpi-mimpiku, aku 'berdiskusi' dengan sang pengabul impian, aku bertaruh mempersembahkan hal-hal baik dalam diriku untuk kutukar dengan mimpi-mimpi yang seperti sudah menjadi anak-anak yang patut kuperjuangkan.

Ketika tabir malam terbuka, pagi datang membayang... mengajakku untuk memungut setiap makna kehidupan sepanjang siang yang kulalui dan ditutup senja merah di lapangan berdebu, Aku bersyukur untuk nafas yang masih bisa kuhirup, untuk kaki yang setiap hari kubawa melangkah, untuk tangan yang kupakai menulis, untuk lidah yang masih bisa mengecap rasa, dan berbicara, untuk telinga yang ingin selalu aku dengarkan hal-hal yang baik, untuk mata yang tak kehilangan fungsinya, untuk wajah yang selalu mengingatkanku pada dua malaikat tanpa sayap pendampingku didunia ini, untuk orang-orang baik yang melingkari hidupku, untuk hidup dan suka duka didalamnya. Terimakasih Ya Allah.




Thursday, 2 April 2015

:p

"Sampai detik ini perasaaanku untuknya belum terdefinisikan, seharusnya mereka membuat satu kata melebihi kata cinta... 
Banyak hal yang ingin kuungkapkan padanya, tapi semua hilang ketika aku berada didekatnya, cukup berada didekatnya... rasanya semua yang ingin kuungkapkan tak perlu lagi kuucap... :)
kamu... tak terdefinisikan."