Saturday, 27 December 2014

Aku dan Kamu, Datang dan Pergi

Aku
Tak banyak orang yang mengenalku, ya setidaknya begitu yang Aku rasakan. 
Tak banyak mereka yang benar-benar mengenal kepribadianku.
Ini bukan tentang berapa lama mereka mengenalku
Ini tentang Aku, mau atau tidak menjadikan mereka bagian dari hidupku
sama seperti,
mau atau tidak Aku mengisi kehidupan mereka?
atau
mau tidak, mereka menerimaku?
saat ini, sampai nanti dan nanti
sampai gerbang akhirat dan kita memasuki pintu syurga atau neraka bersama-sama

dan Aku,
Aku mudah dilupakan orang
bila dari awal Aku memang tak igin diingat oleh orang tersebut
mati-matian Aku bertingkah sebiasa mungkin, tak meninggalkan kesan apapun
beda,
bila sejak awal Aku ingin orang itu terus mengenalku
dan berhubungan baik denganku
mati-matian Aku berusaha melakukan yang terbaik pula
berbagi, memberi, saling membuka gerbang kehidupan masing-masing

Nyata,
Orang-orang yang ingin kupertahankan ada di dalam lingkaran hidupku
sampai detik ini mereka hadir dan mengisi hidupku
mengisi hidupku. bukan mampir lalu pergi, bukan.
mereka mengisi hidupku
mereka ada dalam agenda masa depanku
mereka menyeimbangkan Aku

Jujur, Aku tak ingin banyak membuang waktuku yang singkat
Aku dekat, dan hanya bisa dekat dengan orang-orang tertentu
yang Aku izinkan dan mengizinkan aku juga
untuk masuk dan dimasuki hidupnya
oleh kehadiran masing-masing

Aku bisa mengenal semua orang
tapi Aku tak ingin dekat dengan semua orang
Aku takut,
Takut rusak dan takut tak dapat memberi manfaat
eksklusif!
menurutmu begitu?
mungkin iya
dan mungkin semua orang juga begitu
pernah merasakan, kamu tak mau dekat dengan seseorang 
karena kamu tau, dekat dengannya adalah sebuah tekanan bahkan ancaman

atau misal mereka mau Aku hadir dalam kehidupan mereka
bertahan disana,
tapi sikap mereka?
lebih banyak mengatakan hal yang sebaliknya! 
Aku muak.


sejenak,
fikirkan tentang ini
bila hari ini orang yang kamu harapkan tak juga datang
atau pergi tanpa alasan, tanpa bertahan dan mempertahankan
mungkin kamu melakukan kesalahan
atau dia...
memang tak menginginkanmu
atau tak menginginkan dirinya
ada di lingkaran hidupmu
jadi, bertingkahlah sebiasa mungkin 
karena dalam kehidupan 
selalu ada yang datang dan pergi







Saturday, 13 December 2014

Generasi Muda 'Asing'

"Muda foya-foya tua kaya raya" hampir mustahil terjadi bila kita bukan seorang keturunan konglomerat yang hartanya tak akan pernah habis sampai tujuh turunan, nah bagaimana bila kita turunan kedelapan? sudahlah... siapapun kita mari manfaatkan masa muda sebelum datang masa tua, mengisi waktu yang singkat ini dengan karya nyata untuk peradaban yg lebih baik, generasi muda yg bergairah pada hal-hal yang menantang tapi tak bertentangan dengan syariat. saatnya generasi Rabbani Islam bangun dari tidur panjang yang selama ini di nina-bobok kan oleh food, fashion, dan fun yg keliru. Tak akan rugi menjadi seorang generasi muda yang 'asing' yaitu mereka yang rela bersusah payah di masa muda akan menuai manisnya masa tua. sebaliknya, anak muda yg hari ini tak mau bersusah payah menjalani proses hidup merekalah  yg menyatakan diri siap menanggung pedihnya masa tua.

note:
Tulisan ini pernah disertakan dalam lomba UNINIS UKM KI ALQOLAM UPI pada tanggal 14/12/14 
dengan tema : Yang Muda Yang Berkarya

Friday, 12 December 2014

Sandiwara Pena

Selalu ada saat dimana jari-jarimu kaku menari diatara huruf-huruf keyboard, saat matamu memandang hampa pada layar monitor yang kosong, saat fikiranmu tak menyumbangkan ide apapun untuk ditulis, saat tarian jemarimu selalu kembali pada tombol backspace ataupun delete, menghapus sebaris kalimat yang susah payah baru saja kau tulis, dan kembali dihantui layar kosong yang menuntut untuk segera dipenuhi dengan kalimat-kalimat, pada akhirnya hanya mampu kutulis deretan kata yang dipenggal koma, yang bahkan belum bisa kusebut itu sebaris kalimat.
Saat hal ini terjadi padaku, Aku menyadari satu hal. Bahwa tak ada penulis ataupun mereka yang bekerja mengandalkan ide untuk sebuah tulisan yang bisa lari dari hal ini, kita semua mengalaminya, bahkan bukan hanya disaat menulis. Dalam maha sandiwara bernama hidup, semua orang mengalami saat-saat dimana ia kehilangan arah, saat dimana ia menyadari bahwa hidupnya hampa hanya berputar pada satu poros tanpa pernah berfikir untuk mencoba poros yang lain, saat dimana kita kehilangan pijakan dan tenggelam dalam keterasingan, saat kita enggan melepas topeng diri demi hidup yang diakui, saat kita enggan mengakhiri dramaturgi hidup yang kita lebih-lebihkan untuk menutupi kekurangan yang ada, saat kita tak tahu apa-apa untuk mengisi hidup kita, saat kita merasa ada dan tiadanya diri kita tak berarti untuk apapun atau untuk siapapun di dunia ini, namun semua yang terjadi dalam kehidupan ini tak pernah berlangsung selamanya, semua adalah siklus yang selalu berganti sesuai ketetapanNya, Dia yang mengatur, Dia sang sutradara abadi. hingga pentas yang berhenti sejenak untuk bahan refleksi kembali bergulir sesuai skenario, hingga layar kosong yang menyisakan sederet kata yang dipenggal koma kembali bersambung menjadi sebuah kalimat kemudian paragraf dan berakhir dengan harapan menjadi sebuah cerita yang memiliki akhir happy ending.

Wednesday, 10 December 2014

Mencicipi Negeri Lain

Ini tentang bagaimana kuatnya mimpi yang tertanam dalam benakku untuk melangkah keluar menginjakkan kaki tak hanya di luasnya nusantaraku, begitu jelas terbayang anganku kala kubuka mata dan kutemui pemandangan asing ruangan tempatku terjaga, kulirik jendela kamar yang basah berembun karena salju yang turun tadi malam, hingga pagi ini cuaca begitu menggigit tulang manusia tropis ini, jaket yang membungkus tubuhku seperti tak cukup tebal dan hangat untuk menghalau cuaca dingin pagi di Korea. bagaimanapun ini hanya jaket lusuh biasa yang kubawa dari rumahku jauh di Indonesia sana, Apa kabar Indonesia?  sapa mentari pasti telah memandikanmu dengan cahayanya yang hangat sepanjang musim, disinilah Aku menyadari hal kecil itu, ah bahkan Aku tak pantas lagi menyebut itu adalah hal kecil, sungguh itu adalah anugerah besar untuk negeriku.

Indah bukan? kala Aku dapat menulis dan menjadi tokoh sebuah cerita berlatar setting negara asing, setidaknya ada beberapa nama negara yang kini bersarang di hatiku, merayuku untuk segera singgah di pelataran negerinya, Korea dan jepang dengan budayanya yang ajaib, menyatukan gaya hidup modern dan tradisional tanpa menghilangkan salah satunya, vietnam dan thailand yang bagiku seperti twin sisternya Indonesia, atau negara-negara Eropa yang menawarkan bangunan megah bergaya vintage yang mempesona...  

Sebagaimana dulu Aku menginginkan untuk melanjutkan studiku di kota Paris Van Java tanpa biaya, sekeras itu pula Aku menginginkan hal ini, menginjakkan kaki di seluruh penjuru dunia agar Aku tahu bahwa tak ada orang Indonesia yang berhak meremehkan negerinya sendiri, dan tak ada orang asing yang berhak memiskinkan Indonesia.

Saat ini Aku berusaha untuk selalu menjaga semangat ini, semangat ketika Aku terus mencari informasi tentang beasiswa keluar negeri, semangat ketika Aku harus melakukan tes TOEFL atau IELTS yang memakan tidak sedikit biaya, semangat ketika Aku lelah mengejar mimpiku yang satu ini, percayalah mimpi ini telah lama hinggap dalam anganku untuk waktu yang lama, kufikir "ia" akan terus bergentayangan menghantuiku selama Aku diam bermalas-malasan tak mewujudkannya. satu hal yang senantiasa menghidupkan semangatku ketika ia terlalu lelah untuk mengukir asa, adalah ketika Aku membayangkan hari itu, hari dimana Aku pergi ke bandara disertai keluarga yang mengantarku untuk study exchange di negeri kangguru misalnya, atau ketika aku mengemas pakaian untuk study abroad ke benua biru, how cool!