Senin (27/10/14) pagi sekitar pukul 08:30 Saya dan teman-teman berangkat dari Kampus Bumi Siliwangi UPI tercinta :D menuju sekolah SMKN 1 Bandung untuk melakukan observasi, niat kami ya semata-mata melakukan observasi ini untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah Kurikulum dan Pendidikan (bahasanya cover makalah banget yah), jadi ini tugas kelompok, dan kelompok Saya berjumlah 4 orang diantaranya ada Oki, Sena, Febriant, dan Saya. well, pada akhirnya dari kampus Saya berangkat berdua dengan Oki karena Sena berangkat dari rumah langsung ke TKP :D sedangkan Febriant berhalangan hadir -_- yang unik Saya dan Oki berangkat ke 'TKP' naik Damri (terus apa uniknya?) ya buat yang udah biasa naik Damri sih gak unik tapi bagi Saya ini pengalaman pribadi Saya naik Damri berdiri di barisan paling depan karena tak ada tempat duduk kosong yang tersisa untuk kami, untungnya hal ini hanya berlangsung selama kurang lebih sekitar sepuluh menit, karena setelahnya banyak penumpang yang turun dan akhirnya kami bisa duduk, sepuluh menit yang mendebarkan, kenapa? ah rasakan saja sendiri bagaimana rasanya berdiri berdesak-desakan dan posisi kita ada di paling depan yang otomatis tidak ada penghalang saat mobil mengerem, percayalah itu sangat mendebarkan ! dan apalagi? tangan Saya rasanya mati rasa karena pegal ! (gak lagi-lagi deh naik Damri yang penuh sesak kayak tadi -_- ) >> kecuali darurat :D
Tapi guys, bukan pengalaman tentang 'Tragedi Damri' ini yang ingin Saya bahas, tapi pengalaman setelah kita sampai di 'TKP' yaitu di SMKN 1 Bandung, fyi Sena udah tiba disana duluan, berkali-kali Saya minta maaf karena keterlambatan Saya dan Oki -_- Sena bilang gak apa-apa cuma nunggu sejam kok ... I think this kind of eufimisme .. I am really sorry Sen:')
#skip
Ceritanya kita bertiga udah diruang wakasek nih, kita mulai wawancara Bu Rina (Wakasek Kesiswaan SMKN 1 Bandung) yang sebelumnya kita udah buat janji sama beliau, so far selama wawancara instrumen wawancara kita yang seputar Kurikulum 2013 dapat dijawab dengan baik dan sangat jelas oleh beliau, tapi ... ini bagian yang paling menarik, ceritanya wawancara kita selesai, berhubung tugas kita selain wawancara juga ditugaskan oleh dosen untuk meminta RPP, Silabus juga struktur Organisasi sekolah maka Oki dengan sukarela keluar dari ruangan Wakasek untuk fotokopi Silabus, tingalah Saya dan Sena di ruang Wakasek itu bersama Bu Rina dan Guru lain yang sehari-hari bekerja diruangan itu, untuk sesaat kami mengobrol awalnya hanya basa-basi kemudian kembali ke topik wawancara seputar kurikulum 2013 itu lagi, Bu Rina mengatakan bahwa di Kurikulum 2013 mata pelajaran Sosiologi itu tidak ada karena sudah dilebur kedalam mata pelajaran Sejarah Indonesia, jujur Saya kaget karena baru mengetahui hal ini sekarang, dan kemudian Bu Rina bertanya Nah, kalian bagaimana? otomatis apa yang Saya dan Sena juga pasti pikirkan saat lulus nanti apakah ilmu Sosiologi yang kami miliki akan dapat tersalurkan di sekolah-sekolah bila kelak Kurikulum 2013 tetap diterapkan di Indonesia ini? untuk sesaat kami hanya menunjukan wajah bingung, dan kemudian Oki datang, kami langsung tertuju pada Oki dan seketika melupakan obrolan kami tadi. setelah itu kami pamit keluar ruangan untuk mewawancara beberapa siswa yang kebetulan sedang tidak berkegiatan diluar kelas,Singkat cerita kegiatan observasi kami selesai.
Sepanjang perjalanan pulang, Aku memikirkan pertanyaan Bu Rina, Mau Kemana Jurusan Pendidikan Sosiologi? satu hal yang langsung muncul di benak Saya, sebaris kalimat yang sederhana namun begitu bermakna bagi Saya, "ilmu tetaplah ilmu, tak peduli dimanapun engkau mengajarkannya" ya,kalimat itu terus terngiang di fikiranku untuk waktu yang lama setelah kegiatan observasi itu, ilmu... tetaplah ilmu... dimanapun kita mengajarkannya, Saya dan teman-teman Saya dari jurusan Pendidikan Sosiologi yang setiap hari berkutat dengan masyarakat, mengamati fenomena didalamnya, dari mulai hal yang sederhana, kecil dan mungkin dianggap bukan sesuatu yang menarik untuk diperhatikan tapi Saya pribadi dari kejadian sehari-hari didalam masyarakat itu selalu mendapatkan ilmu yang kemudian bisa Saya tuangkan dalam sebuah karya, baik itu karena tugas ataupun karena rasa ingin berbagi makna seperti tulisan ini, dari hal ini Saya dapat mengambil pelajaran, kelak jika Saya sudah lulus dari kampus, jadi apapun Saya nanti, dimanapun Saya bekerja nanti kalau toh memang Saya tidak dapat bekerja ditempat yang 'sesuai' dengan juruan yang Saya ambil, Saya tetap percaya bahwa Saya masih tetap bisa mengamalkan apa yang Saya dapat dari kampus, TIDAK HARUS menjadi tenaga pendidik di kota yang 'katanya' berupah besar dan banyak tunjangan atau tidak menjadi PNS sekalipun, toh kita tetap memiliki kewajiban untuk mengamalkan ilmu yang kita dapat,
cobalah kita untuk menggugat nurani kita, sekerat daging yang kita sebut hati tanyakan padanya bagaimana jiwa pendidik yang sebenarnya?
> obsesi mengajar di daerah kota dengan upah dan tunjangan yang besar serta titel PNS yang begitu dianggap segalanya?
> lulus dari kampus, ikut program mengajar di daerah terpencil, program selesai dan kembali ke obsesi mengajar di daerah kota dengan upah dan tunjangan yang besar serta kembali memburu titel PNS?
> atau, lulus dari kampus kemudian mengabdikan diri berbagi ilmu dengan saudara-saudara kita yang berada jauh dari jangkauan fasilitas negeri ini yang tak adil? mengabdi untuk waktu yang lama tanpa terpaku pada batas waktu sebuah program, hanya fokus pada bagaimana cara agar mereka yang kita bantu benar-benar merasa terbantu dengan ilmu yang kita amalkan, hanya terus mengukir jawaban atas pertanyaan bagaimana kita bisa menjadi manusia yang bermanfaat? lewat tindakan kita hari ini, esok dan masa yang akan datang. sampai waktu dimana mereka tak lagi membutuhkan kita, sampai waktu dimana mereka tumbuh dan berkembang menjadi manusia yang kita sebut agent of change yang lebih dari kita.
ini tentang Bagaimana kita akan dikenang oleh mereka yang kita tinggalkan nanti saat kita kembali padaNya.
Untuk hari ini Saya baru dapat berbagi melalui tulisan, seperti hal nya tulisan ini :)
setidaknya. Saya melakukan sesuatu yang disebut berbagi, entah ini ilmu atau bukan yang jelas suatu pengetahuan yang menghasilkan sebuah manfaat jelas adalah sebuah ilmu. sekecil apapun itu tetap tak akan luput dari penilaianNya. semoga tulisan ini menjadi ladang amal Saya. dan bermanfaat bagi teman-teman yang membacanya.
:)