Sunday, 28 September 2014

Petualangan Hati : 2821mdpl Part III (END)

Masih di pucuk gunung Cikuray
Malam syahdu berlalu
Pagi datang merindu 
Tuhan, 
Aku tak akan melupakan pagi ini
Salah satu pagi terindah dalam hidupku
Terimakasih telah mengizinkanku berdiri di puncak ini
Menyaksikan elok mahakaryaMu yang indah tiada bandingan
Kulihat dari ufuk timur sana,
Ia muncul perlahan naik sepenggalah ... 
Si bola api yang ditunggu ribuan pasang mata saat itu
Ah ia itu dia, muncul ... rona kuning emas melingkupi bulatnya yang sempurna 
Membagi hangat sinarnya
Untuk kami, untukku, Si pendaki baru
Inilah kebaikan yang abadi menurutku
Hangat sinarnya selalu pasti
Menerbitkan harapan setiap hari
Aku janji akan kembali (ditulis pada 04 Agustus 2014)
 ***
Saat dimana aku merangkai 'sajak' ini 
Aku benar-benar mendengarkan hatiku
Katanya, Aku haruslah selalu dan selamanya menjadi Aku 
Mempersembahkan yang terbaik untuk hidup yang hanya satu kali ini
Namun bukan hanya menjadi diriku sendiri yang apa adanya 
Karena Aku yang apa adanya sungguhlah tak terlalu elok perangainya
Tetapi menjadi yang terbaik dari diriku sendiri
bukan be your self tapi be the best of your self
***

Pendakian Puncak Cikuray bukan hanya tentang menikmati secangkir teh berdua di puncak,
Atau sekedar tentang sunset dan sunrise, 
Sejatinya, Pejalanan ini membawa hatiku berpetualang
Mengajariku arti sebuah kepekaan
Bukan hanya tentang rasa, tapi juga tentang sesama
Perjalanan ini menyadarkanku untuk tak menyangkalnya
Ya, kemudian setelahnya Aku berusaha tak menyangkal
Tapi apa? Akhirnya Aku menyakiti seseorang ..
ah bukan !
tiga orang,
Kamu, Dia dan Diriku sendiri
Aku muak ... 
Dan sampai pada satu kesimpulan 
Ada seseorang yang bagaimanapun engkau menyukainya
Tapi ia hanya bisa tinggal didalam hati
Tanpa pernah bisa termiliki
Ini bukan hanya untukku, tapi bagi kami bertiga 
Ini bukan tentang siapa yang lebih mencintai siapa lalu berhak mendapatkan siapa
Bukan,
Dengan sadar dan sama sakit hatinya
Aku memutuskan membawa kita pada satu titik dimana semuanya jernih
Sakit... namun aku percaya waktu adalah obat terbaik
Sampai dimana aku menulis ini sekarang.. 
Sakit itu kian memudar
Teman, kita pasti akan kembali mencair
Kelak kita akan kembali tertawa lepas 
Menertawakan kekonyolan ini,
...
Kamu dan Dia
Selamanya, akan lebih sempurna di sisiku sebagai seorang teman
...
Dan perjalan kemarin 
... 
Membawa hatiku bertualang menjelajahi banyak rasa kehidupan seorang remaja akhir :D
...
Dalam hidupku Aku selalu menempatkan seorang teman dalam hatiku
Dan kalian akan selalu jadi penghuninya,
... terimakasih teman-teman
***
Hari ini dengan tegas Aku dapat berkata,
Seseorang diluar sana pasti datang menjemputku
Bukan untuk bermain,
***
Teman, sudah saatnya Aku menyiapkan diri
sebelum seseorang itu tiba
***
Dan kalian, lekaas pula bersiap
untuk menjemput seseorang yang lebih baik daripada Aku.
***
Do'a ku .. selalu ada untuk kalian..
Do'akanlah Aku pula
***
Teman kalian.







Thursday, 25 September 2014

Petualangan Hati : 2821mdpl Part II

3 Agustus 2014 kaki kita melangkah bersama
Menempuh 2821mdpl berharap dapat menginjakan kaki di satu titik
Puncak tanah tertinggi di kota dengan sebutan Swiss Van Java
Garut kita tercinta, puncak Cikuray
Perjalanan yang kurasa sangat berkesan
langkah kita sangat tak pasti
Kadang cepat, mengejar waktu
Kadang lambat, ingin istirahat
Semua perasaan tumpah dalam perjalanan ini
Emosi karena pergulatan batin, serius ini terjadi 
Kekonyolan yang memantik semangat
Hingga lelah yang dibungkam kesunyian
Semua tampak asli
Sifatku, sifatmu
Aku menyaksikan semuanya dalam perjalanan ini
Kesabaranmu menjagaku
Keikhlasanmu menyiapkan perjalanan yang hebat
Kecermatanmu memperhitungkan kondisi
Keceriaanmu menyemangati langkah kaki 
Bukan hanya untukku tapi juga teman seperjalanan yang lain
Satu hal,
Kau begitu mempesona dalam perjalanan ini
Dan hari itu, untuk pertamakali setelah bertahun-tahun
Aku tak dapat menyangkalmu
Kamu dan perasaanmu 
Gejolak yang tak pernah surut bahkan saat aku menampikkanmu dulu
Ah, inikah karma?
Kini Aku yang mengagumimu teman,
Tibalah kita di tanah tertinggi Swiss Van Java
Sunset merah merona menyambut kita
Perhatikan pipiku yang kala itu tak kalah merona
Betapa tidak,
Menikmati secangkit teh berdua di pucuk sebuah kerucut maha raksasa
Beratap langit senja, berhias sunset nan romantis
Penutup hari yang sempurna 
Senja perlahan berganti
Malam membuka tabir gelapnya
Tak kalah indah, pemandangan langit kala itu
Kerlip bintang bertabur hujan meteor yang tak terduga
Inikah bintang jatuh itu, Tuhan?
Ah sempurna sekali pertunjukkan sang langit
Hangatnya api unggun menambah syahdu malam
Pendaki lain menambah kesemarakkan dengan meluncurkan kembang api
Malam yang sempurna, bersamamu ...

To be Contiued






Tuesday, 16 September 2014

Petualangan Hati : 2821mdpl Part I


Sebelum ini kita hanya dua orang manusia yang cocok
dipertemukan di bangku sekolah SMA melalui jalan cerita yang rumit
namun takdir Tuhan begitu apik sehingga kita berteman, teman akrab
aku adalah aku yang tampak sebagaimana aku didepanmu
kamu adalah kamu yang tampak sebagaimana kamu didepanku
polos... apa adanya
ceritaku dapat mengalir begitu saja setiap kali kita bercengkrama
bahkan cerita yang kupikir tak akan pernah bisa dipahami oleh mereka yang mengaku peduli
tapi Aku selalu percaya bahwa kamu benar-benar peduli
setidaknya begitulah kata hatiku, dan begitulah kenyataan yang ada selama bertahun-tahun
detik, menit, jam, hari, tanggal, tahun, musim, waktu seakan tak pernah bosan berputar
membawa perubahan pada apa saja yang berada didalamnya
termasuk kita, aku dan kamu
teman, bolehkah aku bertanya?
kenapa sunyi diantara kita kian terasa nyaman bagiku?
tanpa kata ataupun kalimat, hanya detak jantung yang mengiringi kebersamaan kita
sunyi yang lebih banyak bercerita
roda kehidupan membawaku ketempat lain di periangan ini
dan ia membawamu pula, namun ketempat yang lebih jauh bahkan tak lagi di periangan
kapuas menjadi tempatmu bermain
padahal semasa SMA, tempat itu hanya sebatas di pelajaran Geografi yang kamu suka
Aku dengan duniaku ... dan kamu dengan duniamu tanpa pernah meninggalkan aku
Aku yang asing dalam kehidupan baruku seakan tak pernah lepas dari pantauanmu
kabar yang selalu kamu kirimkan, kadang tak pernah aku tanggapi
tanya yang selalu kamu lontarkan, kadang membuatku kesal
tapi kamu adalah kamu... yang selalu mau tau segala tentangku
mungkin lucu dan terdengar terlalu sesuatu
tapi buatmu aku tak pernah berubah,
sahabatmu... gadismu yang selalu kamu khawatirkan
Aku berharap hanya sebatas kekhawatiran sahabat pria akan sahabat perempuan yang tak lagi bisa ia pantau secara langsung seperti saat di bangku sekolah,
tapi Aku salah
kamu ... lebih dari kamu yang Aku tahu
ada sisi yang tak pernah kamu ungkapkan namun selalu kamu tunjukkan dan selalu aku menyangkalnya

to be continued...