Kata pengantar
Puji dan
syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa,karena berkat rahmat dan
bimbingannya akhirnya kami dapat menyusun makalah ini.
Makalah ini kami susun dalam rangka memenuhi
salah satu tugas mata pelajaran Bahasa Indonesia dan sebagai tambahan bagi
referensi pengetahuan kami mengenai makanan instan.
Dalam
segala keterbatasan yang ada,kami mencoba menuangkan yang terbaik dalam makalah
ini,namun apabila di temui kelemahan dan kekurangan di dalam nya akan merupakan suatu kebahagiaan bagi kami bila ada saran
dan pertimbangan ke arah perbaikan.
Akhirnya,semoga makalah ini bermanfaat bagi kita
semua,AMIN...
Hormat kami
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar belakang
1.1.1 Mendominasinya makanan instan di pasaran
1.1.2 Minimnya pengetahuan tentang makanan instan
1.1.3 Timbulnya penyakit-penyakit yang berbahaya akibat
mengonsumsi makanan instan
1.2 Tujuan
1.2.1
Memberikan pengetahuaan tentang kelebihan dan bahaya yang ditimbulkan
makanan instan bagi kesehatan
1.3 Rumusan masalah
1.3.1 Apa itu makanan instan ?
1.3.2 Zat-zat apa saja yang biasanya digunakan pada makanan instan?
1.3.3 Bagaimana keberadaan makanan instan ditengah masyarakat ?
1.3.4 Apa saja kelebihan makanan instan dan bagaimana pengaruhnya bagi kesehatan
?
1.3.5 Apa saja usaha yang bisa dilakukan oleh pemerintah,produsen dan
konsumen untuk meminimalisir dampak yang
ditimbulkan makanan instan bagi kesehatan
?
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Apakah definisi dari
makanan instan? Instant food adalah makanan yang diolah sedemikian rupa oleh produsen
sehingga konsumen dapat menikmatinya tanpa melalui proses memasak yang lama
atau rumit. Praktis, mudah, dan cepat adalah poin yang ditekankan oleh produsen
makanan instan. Ada jenis makanan instan yang disiapkan dan dikeringkan dengan
cara tertentu untuk nantinya dapat disajikan dengan hanya menambahkan air
panas, seperti kopi , teh, sup, dan mi instan. Atau, makanan yang telah dimasak
terlebih dahulu dan hanya perlu dipanaskan sebelum disajikan, seperti nugget,
sosis, dan daging olahan lainnya.
2.2 zat-zat
yang biasanya dipergunakan dalam makanan instan adalah sebagai berikut :
Untuk
mempertahankan hidupnya, manusia tidak lepas dari makanan. Namun untuk saat ini
makanan yang banyak dikonsumsi terkadang justru membahayakan kesehatan yang
mengonsumsinya hal ini disebabkan oleh berbagai zat aditif buatan yang
terkandung didalamnya. Zat aditif pada makanan adalah zat yang ditambahkan dan
dicampurkan dalam pengolahan makanan untuk meningkatkan mutu, lebih
menarik dengan rasa yang enak, rupa dan konsentrasinya baik serta awet maka
perlu ditambahkan bahan makanan atau dikenal dengan nama lain “food additive”.
Jenis-jenis zat aditif antara lain pewarna,
penyedap rasa, penambah aroma, pemanis, pengawet, pengemulsi dan pemutih. Zat aditif pada makanan ada yang alami dan ada yang buatan (sintetik). Untuk
zat aditif alami tidak banyak menyebabkan efek samping sedangkan Semua bahan kimia jika digunakan atau
dikonsumsi secara
berlebih pada umumnya bersifat racun bagi manusia. Mari kita bahas
satu-persatu zat-zat aditif yang biasa terdapat pada makanan:

Perlu
diwaspadai ketika membeli makanan dengan pemberian warna yang sedemikian
menarik karena berbagi jenis makanan modern
seperti kue, permen, minuman suplemen, makanan ringan, eskrim dan
makanan-makanan instan lainya
cenderung mengandung bahan pewarna tambahan (aditif) dengan kadar yang tinggi. Pewarna
makanan ada yang alami dan ada pula yang buatan, Pewarna alami adalah pigmen – pigmen yang diperoleh dari
bahan nabati, hewani, bakteri, dan alga. Pigmen tersebut antara lain:
1. Antosianin (oranye, merah, biru)
2. Betasianin dan betanin (kuning dan merah)
3. Karotenid (kuning, merah, dan oranye)
4. Klorofil (warna hijau sampai hijau kotor)
5. Flavoid (kuning)
6. Tanin (kuning)
7. Betalain (kuning dan merah)
8. Kuinon (kuning sampai hitam)
9. Xantin (kuning)
1. Antosianin (oranye, merah, biru)
2. Betasianin dan betanin (kuning dan merah)
3. Karotenid (kuning, merah, dan oranye)
4. Klorofil (warna hijau sampai hijau kotor)
5. Flavoid (kuning)
6. Tanin (kuning)
7. Betalain (kuning dan merah)
8. Kuinon (kuning sampai hitam)
9. Xantin (kuning)
10. Pigmen heme (merah dan cokalt)
Beberapa faktor
mengapa orang-orang menggunakan pewarna pada makanan diantaranya:
mengimbangi
pemudaran warna karena paparan cahaya, udara, perubahan suhu dan
kelembabpan
memperbaiki
variasi warna
menguatkan
warna yang terjadi secara alami
mewarnai bahan makanan yang tak
berwarna
membuat
makanan lebih menarik sehingga mengundang selera
Beberapa
jenis pewarna buatan yang terkenal dan beberapa efek samping yang ditimbulkannya :
1.
Tartrazine (E102 atau Yellow 5)


2.
Sunset Yellow (E110, Orange Yellow S atau Yellow 6)

3.
Ponceau 4R (E124 atau SX Purple)


4.
Allura Red (E129)

Sebuah
studi menunjukkan bahwa reaksi hipersensitivitas terjadi pada 15% orang yang
mengkonsumsi Allura Red. dalam
studi itu, 52% telah menderita gatal-gatal atau ruam kulit.
5.
Quinoline Yellow (E104)

PENGAWET MAKANAN
Pengawet
adalah bahan yang dapat mencegah atau menghambat fermentasi, pengasaman
atau penguraian lain terhadap makanan yang disebabkan mikroorganisme. Zat
pengawet dimaksudkan untuk memperlambat oksidasi yang dapat merusak makanan.
Ada dua jenis pengawet makanan yaitu alami dan sintetik (buatan).
. Pengawet
yang paling aman adalah bahan-bahan alam, misalnya asam cuka (untuk acar), gula
(untuk manisan), dan garam (untuk asinan ikan/telur). Selain itu beberapa bahan
alam misalnya saja penambahan air jeruk atau air garam yang dapat digunakan
untuk menghambat terjadinya proses reaksi waktu coklat (browing reaction) pada
buah apel.
Maksud dan
tujuan dari pada penggunaan bahan pengawet makanan adalah untuk memelihara
kesegaran dan mencegah kerusakan makanan atau bahan makanan. Beberapa pengawet
yang termasuk antioksidan berfungsi mencegah makanan menjadi tengik yang
disebabkan oleh perubahan kimiawi dalam makanan tersebut.
Fungsi pengawet adalah:
• mencegah
proses peluruhan yang terjadi sesuai dengan pertambahan waktu
• menjaga
kualitas yang memadai
• sebagai
penambah daya tarik makanan
Tiga macam zat pengawet:
GRAS (General Recognized as
Safe) bersifat alami, aman, dan tidak menimbulkan efek racun.
ADI (Accpeptable Daily Intake) ditetapkan batas penggunaanya untuk
melindungi konsumen
Zat
yang tidak layak untuk dikonsumsi
contoh: boraks, formalin, dan rhodamin – b.
Bahan
pengawet
buatan yang tidak
diperbolehkan adalah formalin
dan boraks.

Merupakan
suatu larutan yang tidak berwarna, berbau
tajam yang mengandung lebih kurang 37 % formaldehit dalam air, biasanya ditambahkan mineral 10-15 %
sebagai pengawet, Penggunaan
formalin seharusnya untuk
Pembunuh kuman, sehingga dimanfaatkan untuk pembersih lantai, kapal, gudang dan
pakaian; Pembasmi lalat dan berbagai serangga, bahan pada pembuatan sutra buatan, zat
pewarna, cermin kaca dan bahan peledak; Dalam dunia fotografi biasanya
digunakan untuk pengeras lapisan gelatin dan kertas; Bahan untuk pembuatan
produk parfum; Bahan pengawet produk kosmetika dan pengeras kuku; Bahan untuk
insulasi busa; Pencegah korosi untuk sumur minyak dan Bahan perekat untuk
produk kayu lapis (plywood). Namun sungguh mengerikan karena saat ini marak digunakan
formalin sebagai sering
digunakan untuk mengawetkan tahu dan mie basah sehingga dapat
menyebabkan kanker
paru-paru, gangguan pada jantung, gangguan pada alat pencernaan, gangguan pada ginjal dll.

Penggunaan
boraks atau pijer atau kie dapat merupakan garam Natrium Na2 B4O7 10H2O yang banyak digunakan dalam berbagai
industri nonpangan khususnya industry kertas,
gelas, pengawet kayu, dan keramik. Gelas pyrex yang terkenal dibuat dengan campuran boraks.
Boraks
sejak lama telah digunakan masyarakat untuk pembuatan gendar nasi, kerupuk
gendar, atau kerupuk puli yang secara tradisional di Jawa disebut “Karak” atau
“Lempeng”. Disamping itu boraks digunakan untuk industri makanan seperti dalam
pembuatan mie basah, lontong, ketupat, bakso bahkan dalam pembuatan kecap.
Bakso yang menggunakan boraks memiliki kekenyalan khas yang berbeda dari
kekenyalan bakso yang menggunakan banyak
daging disukai dan tahan
lama sedang kerupuk yang mengandung
boraks kalau digoreng akan
mengembang dan empuk, teksturnya bagus dan renyah.
Mengkonsumsi
boraks dalam makanan tidak secara langsung berakibat buruk, namun sifatnya
terakumulasi (tertimbun) sedikit-demi sedikit dalam organ hati, otak dan
testis. Boraks tidak hanya diserap melalui pencernaan namun juga dapat diserap
melalui kulit. Boraks yang terserap dalam tubuh dalam jumlah kecil akan
dikelurkan melalui air kemih dan tinja, serta sangat sedikit melalui keringat.
Boraks bukan hanya menganggu enzim-enzim metabolisme tetapi juga menganggu alat
reproduksi pria.
Bahan–bahan pengawet yang berbahaya antara lain:
Natamysin, yang digunakan pada produk daging dan
keju, yang menyebabakan mual, muntah, tidak nafsu makan, diare, dan perlukaan
kulit.
Kalium
asetat, digunakan
pada makanan yang asam dan bisa menyebabkan rusaknya ginjal.
Butil
hidroksi anisol (bha),
biasanya terdapat
pada daging babi dan sosis, minyak
sayur, shortening, keripik kentang, pizza, dan teh instan.
PEMANIS MAKANAN
Bahan
pemanis buatan adalah bahan tambahan makanan buatan yang ditambahkan pada makanan dan minuman untuk
menciptakan rasa manis. Suatu senyawa untuk dapat digunakan
sebagai pemanis jika larut dan stabil pada kisaran pH yang luas, stabil pada
kisaran suhu yang luas, mempunyai rasa manis dan tidak mempunyai side atau aftertaste dan
murah, setidaknya tidak melebihi harga gula (sukrosa). Senyawa yang mempunyai rasa manis
strukturnya sangat beragam tetapi mempunyai kemiripan sistem donor/akseptor
proton (sistem AH/B) yang cocok dengan sistem reseptor (AH/B) pada indera
perasa manusia. Beberapa pemanis buatan
yang sering digunakan
adalah:
Sakarin
Tingkat
kemanisan sakarin adalah 300 kali lebih manis daripada gula. Karena tidak
mempunyai nilai kalori, sakarin sangat populer digunakan sebagai pemanis
makanan diet.


Siklamat
Tingkat
kemanisannya 30 kali lebih manis daripada gula dan tidak memberikan after taste. Siklamat
dilarang penggunaannya karena produk degradasinya yaitu sikloheksil amina
bersifat karsinogenik. Hidrolisis tersebut terjadi akibat kegiatan ezim yang
dihasilkan pada sistem pencernaan monogastrik.

Aspartam
Aspartam
atau metil ester dari L-aspartil-L-fenilalanin merupakan pemanis yang mempunyai
nilai kalori karena aspartam merupakan suatu dipeptida dengan kadar kemanisan
yang tinggi (200 kali sukrosa). Karena merupakan dipeptida, Asapartam
mudah terhidrolisis, mudah mengalami reaksi kimia yang biasa terjadi pada
komponen pangan lainnya dan mungkin terdegradasi oleh mikroba. Hal
tersebut tentunya merupakan limitasi penggunaan aspartam pada produk-produk
pangan berkadar air tinggi. Jika mengalami hidrolisis aspartam akan
kehilangan rasa manisnya. Di dalam makanan aspartam dapat mengalami
kondensasi intramolukuler menghasilkan diketo piperazin.

Biasanya digunakan untuk es cream
2.3 keberadaan makanan instan ditengah masyarakat
Di zaman yang serba instan ini, kita mulai
mendewakan semua yang serba cepat, baik untuk makan di rumah maupun makan di
luar; di café atau restoran. Secara perilaku, hal ini juga merujuk kepada
tingkah laku kita yang makin tidak sabaran. Kita mau segalanya serba cepat.
Halal, haram, hantam…. yang penting cepat. Cepat kenyang, cepat kaya, cepat
populer.
Reaksi individual ataupun masyarakat mengenai instant food sangat beragam, ada yang setuju seratus persen, ada
yang tidak setuju, ada yang ‘sekali sekali tak masalah’. Sementara iklan
makanan instan sangat gencar dengan iming-iming efisien, cepat saji, penuh
gizi, pasti lezat dan diolah secara higienis serta harganya terjangkau.
2.4 Keunggulan makanan instan dan
pengaruhnya
* Perubahan
gaya hidup dari mengonsumsi home-prepared atau home-cooked food menjadi instant foodsakan membuat hidup manusia lebih buruk terutama dari
segi kesehatan dan talenta dalam memasak.
- Makanan instan adalah suatu faktor penyebab obesitas, diabetes, dan kanker karena zat pengawet dan aditif yang dipakai dalam proses pembuatan makanan instan, berbahaya bagi manusia apabila dikonsumsi berlebihan dan dalam waktu lama.
- Keberadaan makanan instan telah merenggut dan mengubah pola interaksi dan komunikasi keluarga. Bagaimana kita dapat bercanda dengan akrab, menasehati atau menegur anak dengan bijak apabila kita duduk di rumah makan yang padat dengan pengunjung lain? Bagaimana anak dapat belajar membantu ibunya di dapur apabila semua makanan telah tersaji saat kita duduk menunggu. Bagaimana anak dan suami dapat memuji makanan tersebut dengan tulus dan penuh kasih sayang apabila makanan itu disiapkan oleh orang yang tidak kita kenal? Yang menyedihkan, para Ibu semakin terlena dengan keadaan instan ini, sehingga mereka tidak ada keinginan untuk mengubah keadaan tersebut. Pada ahirnya kepraktisan dan keserba-cepatan ini akan merugikan mereka sendiri. Daya tahan tubuh anak menurun, sering sakit, kegemukan, suasana hati mereka mudah berubah, dan sebagainya.
- Hal hal lain yang membuat kita gampang terbujuk rayuan makanan instan adalah janji marketing mereka misalnya cepat saji tanpa mengurangi kelezatan dan gizi yang terkandung didalamnya. Dibanding makanan yang dimasak secara tradisional yang mungkin melenyapkan vitamin dan mineral yang terkandung dalam proses pemasakan.
- Untuk para ibu sibuk , terutama yang bekerja di kantor, segala bentuk makanan beku akan memudahkan persiapan bekal ke sekolah. Lezat, mudah, dan pasti dimakan oleh anak-anak. Tentunya secara psikologis, kenyamanan ini akan mengikis rasa bersalah sang ibu, yang tidak sempat menyiapkan bekal di pagi hari karena mereka harus bersiap–siap ke kantor. Tentu saja dengan bantuan si Mbak yang dengan senang hati tinggal menggoreng chicken nugget yang dikeluarkan dari freezer. Padahal kita dapat membuat chicken nugget sendiri tanpa zat pengawet.
- Sekarang ini, mencari asisten rumah tangga yang bisa masak sangat susah. Mbak-mbak yang masih berumur belasan yang datang dari kampung rata-rata tidak bisa masak. Nah, alih-alih mengajarkan mereka cara memasak, banyak ibu yang merasa lebih gampang untuk mengajarkan mereka menggoreng makanan beku dan menyiapkan yang serba instan, termasuk melatih mereka untuk menelepon layanan pesan antar daripada anak-anak tidak makan.
2.5 Upaya Meminimalisasi Dampak
Negatif Makanan Instan
Untuk mengurangi dan meminimalisasi dampak negatif zat aditif makanan dapat di upayakan dengan beberapa cara antara lain :
1. Secara Internal
Individu,
Mengurangi konsumsi makanan siap saji, meningkatkan konsumsi sayur dan buah-buahan serta mengkonsumsi vitamin. Beberapa vitamin diduga mengandung zat antikarsinogen diantaranya adalah Vitamin A, C, E banyak terdapat dalam sayur dan buah; asam folat terdapat dalam brokoli, bayam dan asparagus: Betakaroten, Vitamin B3 (niasin), vitamin D dalam bentuk aktif (1.25-hidroksi) terdapat pada mentega, susu, kuning telur, hati, beras dan ikan.
Memberi pengertian pada keluarga tentang bahaya zat aditif, mengawasi, mengontrol pemberian dan penggunaan uang jajan dan membiasakan membawa bekal makanan sehat dari rumah
Mengurangi konsumsi makanan siap saji, meningkatkan konsumsi sayur dan buah-buahan serta mengkonsumsi vitamin. Beberapa vitamin diduga mengandung zat antikarsinogen diantaranya adalah Vitamin A, C, E banyak terdapat dalam sayur dan buah; asam folat terdapat dalam brokoli, bayam dan asparagus: Betakaroten, Vitamin B3 (niasin), vitamin D dalam bentuk aktif (1.25-hidroksi) terdapat pada mentega, susu, kuning telur, hati, beras dan ikan.
Memberi pengertian pada keluarga tentang bahaya zat aditif, mengawasi, mengontrol pemberian dan penggunaan uang jajan dan membiasakan membawa bekal makanan sehat dari rumah
2. Secara Eksternal
Produsen; diperlukan kesadaran dan tanggung jawab produsen terhadap penggunaan zat aditif pada bahan pangan yang diproduksikan, memberikan informasi yang jelas komposisi makanan termasuk zat aditif yang ditambahkan
Pemerintah; melakukan pengawasan dan menindak tegas produsen yang melanggar aturan yang berlaku. Meneruskan kegiatan PMT-AS (Program Makanan Tambahan-Anak Sekolah) dengan memanfaatkan sumber makanan lokal.
Non-pemerintah (LSM); memfasilitasi terbentuknya kelompok konsumen, mendorong peran serta masyarakat sebagai pengawas kebijakan publik, mengantisipasi kebijakan global yang berdampak pada konsumen, melakukan pengawasan dan bertindak sebagai pembela konsumen.